Pada tahun 2005 yang lalu, saya pernah kehilangan orang yang saya cintai (adik). Setelah lama tidak mendengar kabar dari dia, tiba-tiba dia kembali dalam keadaan sakit. Dia divonis terkena penyakit radang otak. Saat mengetahiunya, saya langsung shock . .
Kenapa bisa seperti itu . .
Kenapa bisa seperti itu . .
Setelah beberapa hari di rawat di rumah sakit, akhirnya dia meninggal.
Sebenarnya apa itu radang otak ?
Meningitis atau radang otak merupakan infeksi yang terjadi di
sekitar otak dan saraf tulang belakang. Infeksi ini sebagian besar terjadi pada
anak-anak, remaja dan dewasa muda. Selain itu, orang dewasa atau orang-orang
dengan gangguan kesehatan jangka panjang (seperti melemahnya sistem imun) juga
turut berisiko.
Ada dua tipe radang otak:
1.
Viras
meningitis. Merupakan tipe radang otak paling umum. Tipe ini biasanya tidak
menyebabkan penyakit serius. Pada kasus-kasus parah, gangguan ini bisa
menyebabkan demam dan kejang berkepanjangan.
2.
Bacterial
meningitis. Tipe ini jarang terjadi namun sangat serius. Radang otak ini perlu
segera ditangani untuk mencegah kerusakan otak dan kematian.
Kedua jenis
radang otak ini mempunyai gejala yang sama. Jika mengalami gejala, ada baiknya
segera berkonsultasi dengan dokter. Dengan begitu, dokter bisa mengidentifikasi
jenis radang otak yang diderita.
Penyebab
Viras meningitis disebabkan oleh virus dan bacterial meningitis disebabkan oleh bakteri. Selain itu, radang otak juga bisa disebabkan oleh organisme lain dan beberapa jenis obat. Akan tetapi, virus dan bakteri merupakan penyebab paling umum.
Penyebab
Viras meningitis disebabkan oleh virus dan bacterial meningitis disebabkan oleh bakteri. Selain itu, radang otak juga bisa disebabkan oleh organisme lain dan beberapa jenis obat. Akan tetapi, virus dan bakteri merupakan penyebab paling umum.
Meningitis
juga dapat disebabkan oleh penyakit-penyakit yang dapat memicu peradangan dari
jaringan-jaringan tubuh tanpa infeksi, seperti kanker. Juga karena luka fisik
atau obat-obatan tertentu.
Meningitis
yang disebabkan oleh bakteri lebih berbahaya ketimbang virus. Bakteri ini
adalah pneumokokus yang bisa mengakibatkan kematian khususnya pada anak-anak.
Bakteri pneumokokus memang bisa hidup dan diam di tenggorakan 10 persen orang
sehat, baik bayi, balita dan individu dewasa.
17% penderita meningitis karena bakteri pnemokokus ini
meninggal hanya dalam wakti 48 jam. Dan jikalau sembuh sering kali meninggalkan
kecacatan pernamen seperti gangguan pendengaran dan saraf (gangguan motoric,
kejang, keterbelakangan mental dan kelumpuhan). (Dr. Cissy B Kartasasmita PhD
MSc SpA (K))
Seperti dilansir dari Mayoclinic, Jumat (11/6/2010), orang-orang yang rentan terkena meningitis adalah:
1. Usia
Kebanyakan meningitis yang disebabkan oleh virus dan bakteri terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun. Namun, sejak pertengahan tahun 1980-an, setelah adanya vaksin untuk anak, pasien meningitis bergeser dari usia 15 bulan sampai 25 tahun.
Menurut data, sekitar 50 persen anak yang terkena meningitis dilaporkan meninggal. Jika lolos dari maut, balita akan mengalami gejala-gejala dari sisa penyakitnya seperti lumpuh, tuli, epilepsi, lamban dan retardasi mental.
2. Orang yang berkumpul atau tinggal di hunian padat penduduk
Orang yang tinggal perumahan yang padat penduduk, siswa yang tinggal di asrama, personil di pangkalan militer atau anak-anak yang dititipkan di penitipan anak (day care) akan meningkatkan risiko meningitis. Hal ini karena penyebaran penyakit menjadi lebih cepat bila sekelompok orang berkumpul.
3. Ibu hamil
Pada wanita yang hamil, ada peningkatan kontraksi listeriosis, yaitu infeksi yang disebabkan oleh bakteri listeria, yang juga dapat menyebabkan meningitis. Bila ibu hamil memiliki listeriosis, bayi yang belum lahir pun akan berisiko terkena.
4. Bekerja di lingkungan yang berhubungan dengan hewan
Pekerjaan yang selalu berhubungan dengan hewan, seperti peternak, juga memiliki risiko tinggi tertular listeria, yang dapat mengakibatkan meningitis.
5. Orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah antara lain:
- Bayi yang lahir kurang bulan (prematur) dan berat lahir rendah
- Bayi yang hanya diberi ASI sebentar atau sedikit
- Orang yang sering terpapar asap rokok
- Orang yang sering mengalami infeksi virus di saluran pernapasan
- Penderita penyakit kronis seperti kanker dan diabetes, penderita HIV
- Pengguna obat immunosuppresan juga lebih rentan terhadap meningitis.
Meningitis bersifat menular. Kuman penyebab gangguan ini bisa berpindah dari satu orang ke orang lain melalui batuk dan bersin serta melalui kontak yang dekat.
Gejala
Sekitar 25 persen orang yang terkena meningitis memiliki gejala yang berkembang selama 24 jam. Selebihnya, akan menjadi sakit selama 1 hingga 7 hari. Terkadang, jika seseorang mengonsumsi antibiotik untuk infeksi lain, gejala dapat berkembang lebih lama.
Gejala yang paling umum dijumpai di kalangan remaja dan dewasa muda adalah:
- Leher kaku dan sakit, khususnya
saat Anda mencoba menyentuh dagu atau dada
- Demam
- Sakit kepala.
- Muntah.
- Gangguan tetap terjaga.
- kejang.
Anak-anak,
dewasa tua, dan orang-orang dengan gangguan medis lain kemungkinan memiliki
gejala berbeda, seperti:
1.
Bayi
kemungkinan menjadi rewel dan menolak makan, memiliki ruam di kulit, dan
kemungkinan menangis saat dipegang.
2.
Anak Anda
kemungkinan bertingkah seperti sedang menderita flu. Mereka bisa batuk atau
mengalami gangguan pernapasan.
3.
Dewasa tua
dan orang-orang dengan gangguan medis kemungkinan hanya mengalami sakit kepala
ringan dan demam.
Pengobatan
Penanganan radang otak bergantung pada penyebabnya. Pastikan segera mengunjungi dokter jika Anda atau anak mengalami gejala. Hal ini mengingat backterial meningitis yang bisa mematikan jika tidak segera ditangani.
Penanganan radang otak bergantung pada penyebabnya. Pastikan segera mengunjungi dokter jika Anda atau anak mengalami gejala. Hal ini mengingat backterial meningitis yang bisa mematikan jika tidak segera ditangani.
Setelah membaca bahasan ini, semoga kita bisa lebih berhati-hati . .
Semoga bermanfaat . . .
0 komentar:
Posting Komentar